Poltekkes Kemenkes Semarang Menuju 100 % Prodi Terakreditasi Unggul

BUSINESS MATCHING STP EXTRAVAGANZA

Business matching adalah sebuah pertemuan bisnis yang terjadwal antara pelaku bisnis dengan calon mitra distribusi, calon mitra supplier, calon mitra pendanaan dan juga calon mitra investor. Dalam metode ini, kegiatan berbisnis dilakukan secara berkolaborasi dengan memperkuat sisi konektivitas antara semua pihak yang terlibat dengan tujuan utama business matching tak lain adalah terciptanya koneksi antara pebisnis satu dengan pebisnis lainnya, yang memiliki pola latar belakang bisnis yang mirip.

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan, sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan yang melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, telah melahirkan beberapa produk inovasi. Produk inovasi tersebut perlu didukung oleh berbagai pihak untuk pengembangannya sehingga produk dapat dihilirisasi dan dimanfaatkan oleh masyarakat.

            Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan, Dra. Oos Fatimah Rosyati, MKes, dalam event nasional STP Extravaganza yang berlangsung selama dua hari tanggal 25 dan 26 September di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan sekaligus peresmian gedung Science Techno Park Poltekkes Kemenkes, mengatakan bahwa Poltekkes Kemenkes sebagai perguruan tinggi melaksanakan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, salah satunya adalah penelitian. Hasil-hasil penelitian tersebut dipaparkan dalam kegiatan Business Matching yang diharapkan dapat mengakselerasi proses hilirisasi produk penelitian sekaligus menjadi jembatan antara peneliti dengan mitra industrinya.

            Hadir sebagai mitra dalam business mathing tersebut diantaranya: dr. Randy H. Teguh, MM dari Hipelki, Irwan Hermanto dari Gakeslab Indonesia, Imam Subagyo, SE dari ASPAKI, dr. Gregorius Bimantoro dari DTO Kemenkes, Ir. Mirza Palevi, MSc dari Indonesian Medical Technology Association, SE., MM dari Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Mandiri Indonesia (APMIKIMMDO) dan Stefanus Handoyo dari GP JAMU. Masing-masing memberikan penguatan yang sangat bermanfaat bagi dosen peneliti, para Direktur Poltekkes seluruh Indonesia yang menghadiri acara tersebut dengan sangat antusias.

            Drg Arianti Anaya, MKM, Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan dalam sambutannya pada acara launching gedung STP, menekankan agar peneliti tidak hanya puas sampai pada paten saja. Namun hasil penelitian harus bisa dikomersialisasi dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Oleh karenanya bekerjasama dengan industri yang tepat merupakan keharusan.

            Menanggapi kegiatan Business Matching yang menghadirkan para dosen peneliti dengan berbagai hasil berupa inovasi-inovasi beragam, mendapat tanggapan sangat positif, diantaranya dari Imam Subagyo, SE, Ketua ASPAKI menyatakan sangat apresiasi dengan event tersebut sehingga dapat memfasilitasi pertemuan antara peneliti dengan investor sehingga dapat terjalin kerjasama. Apresiasi serupa disampaikan oleh Ketua Hipelki, dr. Randi Teguh HW,MM. Dia menyarankan untuk  membentuk badan inkubator di STP, salah satu contohnya membina peneliti di Poltekkes yang ingin mengembangkan software, agar peneliti berkembang menjadi start up.

Badan inkubator ini nantinya membina tentang pilihan business model. STP dapat mengembangkan UMKM atau industri sendiri sehingga memacu semangat para peneliti. Secara STP umum mempunyai keunggulan dekat dengan pengguna karena peneliti merupakan tenaga kesehatan, akan tetapi harus kolaborasi dengan universitas yang memiliki kemampuan teori. Sarana industri dibuat Teaching Factory sehingga peneliti dapat saling bekerjasama, demikian masukan dari dr. Randi. Indonesian Medical Technology Association yang diwakili oleh  Ir. Mirza Palevi, MSc,  berharap setelah kegiatan ini akan ada lanjutannya. Para peneliti yang telah memiliki inovasi produk kedepannya dapat kolaborasi dengan pihak lain yang dapat diajak kerjasama berkat adanya kegiatan STP Extravaganza ini. “Klasterisasi dalam penelitian bersifat wajib. Para peneliti fokus dan perdalam bidang keahlian sehingga akan semakin meningkat hasil penelitian yang telah ditemukan. Study Curriculum Poltekkes dapat memasukkan tentang startup dan kolaborasi yang sudah ada dikembangkan.”

Berita Terbaru

Scroll to Top
× Bantuan
Skip to content